Terkadang salah satu pembeda antara seorang laki-laki yang sudah menikah dengan bujangan adalah dari berat badannya. Survei membuktikan dari beberapa teman-teman saya yang telah menikah ternyata ditemukan beberapa orang yang mengalami peningkatan berat badan yang cukup signifikan. Termasuk saya :). Istilahnya ‘melebar”, bertambah volume/bobot badannya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
Ada beberapa alasan yang bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ada yang beragumen bahwa menikah itu hidupnya senang dan bahagia, “secara” dia telah menemukan tambatan hati. Ada pula yang berpendapat bahwa beban pikiran berkurang karena kalau ada satu masalah bisa “dikeroyok” bersama-sama, bahkan dengan solusi yang lebih ajib bila dibandingkan dengan apabila kita menyelesaikan permasalahan tersebut sendirian. Yang tak kalah pentingnya bagi saya adalah adanya “intervensi istri” terhadap kualitas dan kuantitas makanan yang kita makan.
Bagaimana bentuk intervensinya ?
Sebagai contoh, dari segi kuantitas terkadang ada beberapa orang yang memiliki jadwal makan yang tidak teratur. Pagi kadang sarapan, makan siang mungkin terlewat karena kesibukan, akhirnya hanya mengandalkan makan malam. Atau bahkan tidak ketiga-tiganya. Setelah menikah istri mempersiapkan sarapan pagi untuk kita, sempat atau tidak pasti sesuap atau dua suap pastinya masuk ke dalam mulut. Kalau tidak mau makan sendiri, pastinya “disuapin”.
Dilanjutkan dengan makan siang, saat kita berangkat bekerja istri sudah menyiapkan bekal makanan untuk kita makan nanti siang. Kita tidak repot-repot pergi ke luar tempat kerja untuk membeli makanan, waktu istirahat kita akan lebih lama. Terakhir, saat kita lelah pulang dari pekerjaan, sudah terhidang masakan yang tak kalah mengundang selera. Lengkaplah dalam satu hari kita makan 3 kali. Belum lagi ditambah kudapan yang tak kalah beragamnya.
Dari segi kualitas, lidah kita akan menyesuaikan diri dengan racikan yang dibuat oleh istri. Setelah selesai memasak istri selalu meminta pendapat saya tentang cita rasa masakan istri. Sehingga diketahui kisaran rasa asin, manis dan pedas yang cocok untuk lidah kami berdua. Terkadang menurut istri saya terlalu asin belum tentu menurut saya, disanalah kompromi hadir menentukan berada di batas mana rasa asin itu bisa diterima oleh lidah kita masing-masing sehingga makanan yang terhidang memang makanan kami berdua.
Selain itu tidak seperti sebagian makanan yang dijual di luar, kami menetapkan standar tertentu untuk setiap makanan yang dihidngkan seperti bahan baku harus bersih, dicuci terlebih dahulu. Jika sayuran jangan dimasak terlalu lama, begitu pun dengan daging harus benar-benar masak sempurna. Bahkan kami menghindari penyedap rasa yang berlebihan atau kalau bisa dikurangi sama-sekali. Inilah beberapa buah karya istri tercinta 🙂
Agar lebih menarik kami menamakan masakan istri dengan nama-nama khusus seperti cah jamur cinta suci, pancake pisang semanis istriku, nuget ikan penuh harapan, tumis sayur cinta bergelora plus telur puyuh, salad buah segar bugar, kacang merah pasta kerinduan, ikan gurame goreng bumbu asam manis dan imut, sop ikan bikin kangen, pindang kecap bikin deg-degan, dan lain-lain.
itulah salah satu bekal cinta, apa yang kita makan, dan yang kita nikmati bersama keluarga 🙂
Wallahualam..
Sudahkah anda membawa bekal makan siang ke tempat kerja ?
namanya keren sekali ya 😀 iya temen-temen yang nkah rata2 perutnya maju haha
LikeLike
terima kasih mas.. perut yang tadinya linear jadi eksponensial 🙂
LikeLiked by 1 person
Ahaaai namanyaaa… 🙂
Tp memang betul, yg sudah nikah rata2 jd bertambah bb nya, buktinya suami saya, berubah panggilan jd Nduut…hehe
Karena kantornya dekat dan pakai sepedah, jd makan siang, pulang dia ke rumah 😀
Istrinya pinter masak, alhamdulillah.
LikeLike
iya teh, alhamdulillah kalau naik juga..
namun bukan berarti yang tetep kurus tidak baik makanannya..mungkin ada faktor lainnya.. hehe
Wah itulah salah satu rezeki suami teteh, dekat rumah..jadi bisa makan siang di rumah, insyallah nikmat…. 🙂
alhamdulillah teh.. 🙂
LikeLiked by 1 person
nama2 menu nya menginspirasi masbrow
LikeLike
Terima kasih mas heri 🙂
LikeLike
iya benar. faktor kecocokan yang didapat dari belajar terus-menerus tentang selera makan akan akan membuat suami tidak beralih ke makanan lain. Karena sudah merasa enak, jadi nambah deh makan nya
LikeLiked by 1 person
benar mas.. try and error.. hehe.. betul jadi pengen nambah terus 🙂
LikeLike
namanya keren… penampakkannya mengundang selera… pasti rasanya nikmat bin lezat 😀
LikeLike
alhamdulillah.. terima kasih mas 🙂
LikeLike
Namanya sesuai dengan masakannya, bikin lapar mata dan perut hehe
LikeLike
hehe..terima kasih mba.. 🙂
LikeLiked by 1 person
kalau bekalnya semenggugah selera begini, bisa-bisa berat badan saya naik berkali lipat, Mas. hehehe….
LikeLike
iya mas…biar nda nambah berat badan makannya sedikit-sedikit saja mas 🙂 Salam kenal..
LikeLike