Sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman asli benua Afrika. Tercatat dalam sejarah budidaya tanaman ini dilakukan oleh penduduk negeri Mesir sejak 3000 SM. Sorgum dapat ditanam di daerah tropis, sub-tropis, bahkan daerah gersang di seluruh belahan dunia. Penyebaran sorgum ke Amerika dilakukan melalui rute perdagangan pada tahun 1700an. Sorgum dapat disebut dengan nama yang berbada di tempat yang berbeda di seluruh belahan dunia. Sebagai contoh di Afrika Barat tanaman ini disebut great millet, kafir corn, atau guinea corn (secara tidak langsung berhubungan dengan jagung atau millet sebagai sumber makanan pokok). Di Asia seperti di India tanaman ini disebut jowar, kaolian di Cina, dan milo di Spanyol.
Sorgum memiliki tinggi sekitar 60 cm sampai dengan 460 cm. Tangkainya panjang, memiliki daun yang lebar yang tumbuh langsung dari tangkai. Bijinya kecil dan bulat. Sebuah benih sorgum memiliki ukuran sekitar 25 cm hingga 36 cm dan akan mudah terlihat di bagian atas tangkai tanaman sorgum yang matang. Sorghum merupakan anggota rerumput (graminae) dan diklasifikasikan dalam berikut 4 kelompok besar yaitu: grain sorghum, sweat sorghum, broom sorghum, dan grass sorghum.
Berdasarkan penggunaannya Grain sorgum sering digunakan sebagai bahan makanan pokok di daerah tropis dan dapat pula digunakan sebagai bahan baku industri minuman beralkohol, permen, dan industri berbahan dasar glukosa. Broom sorgum digunakan sebagai bahan untuk membuat sapu, sementara sweat sorgum digunakan sebagai bahan untuk pemanis pada sirup. Grass sorgum ditanam untuk pakan hijau bagi ternak dan tanaman penghijauan yang ditanam di pinggir-pinggir jalan. Saat ini Amerika Serikat merupakan negara produsen sorgum terbesar di dunia, diikuti oleh India, Nigeria, dan Meksiko.
Saat ini sorgum merupakan tanaman pertanian penting setelah jagung, kedelai, dan gandum di Amerika Serikat. Tanaman ini memiliki sifat ketahanan lebih tinggi terhadap kekeringan dan suhu tinggi bila dibandingkan dengan kedelai, gandum, jagung atau tanaman lainnya. Di tahun 1950, sorgum hibrida (sorgum hasil perkawinan silang) telah dikembangkan untuk memperoleh produksi hasil yang lebih tinggi. Hal itu menyebabkan sorgum begitu populer karena mampu meningkatkan jumlah produksi secara drastis. Pada awal masa perkembangan buah sorgum memiliki warna ungu atau merah dan mantel biji merah. Sebagai tanaman pangan warna dan rasa sorgum memang kurang dikenal luas oleh masyarakat. Untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki tanaman sorgum, pemulia tanaman melakukan berbagai usaha dan mengerucut pada pengembangan sorghum putih yang memiliki kulit biji putih.
Sorgum Putih
Ada beberapa keunggulan sorgum putih bila dibandingkan dengan sorgum lainnya. Pertama, sorgum putih memiliki ketahanan terhadap lingkungan yang keras seperti kekeringan dan suhu tinggi bila didibandingkan dengan tanaman lainnya. Tanaman ini bahkan ditanam dengan penggunaan bahan kimia atau pestisida pada tingkat yang rendah dan dalam jumlah yang sangat terbatas. Sangat ramah lingkungan. Tanaman ini juga mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang dikenal dengan sebutan “Nature-cared crops”, karena hanya membutuhkan perawatan ringan, seperti irigasi dan pembasmian serangga.
Kedua, pada penggunaanya, tepung sorgum putih ini dapat ditambahkan ke berbagai jenis makanan karena rasa dan aroma sorgum putih lebih baik bila dibandingkan dengan sorgum lainnya. Secara alami tepung sorgum berwarna putih seperti tepung gandum. Penambahan bahan-bahan lain dalam adonan tidak mengubah aroma dan rasa dari bahan-bahan yang ditambahkan tersebut.
Ketiga, sorgum putih memiliki kandungan tanin yang rendah. Ini berarti bahwa polifenol (asam fenolik dan flavonoid) yang terdapat dalam sorgum masih dalam batas wajar. Rendahnya kandungan tanin tersebut ditandai dengan adanya lapisan berpigmen yang mengandung setidaknya 98% bagian sorgum putih, dan kandungan tanin yang tidak lebih dari 3%. Bila kita memperhatikan warna kulit biji, sorgum dengan kandungan tanin yang rendah kemungkinan berwarna putih, kuning, merah muda, oranye, merah atau abu-abu. Sorgum yang tinggi kandungan tanninnya berarti mengandung lapisan berpigmen dengan 10% non-tanin sorgum. Bila kita perhatikan biasanya sorghum dengan kandungan tanin yang tinggi memiliki warna kulit cokelat, kuning, merah muda, oranye, merah atau abu-abu.

Sorgum, sumer pangn bebas gluten
Roti, kue, dan pizza merupakan makanan berbahan dasar gandum yang telah sampai di meja makan kita sudah sejak lama. Dan itu telah menimbulkan ketergantungan bagi negara-negara yang tidak dapat memproduksinya sendiri, seperti Indonesia. Kini kampanye menyantap makanan bebas gluten mulai dilakukan oleh pemerhati kesehatan. Kandungan gluten dalam tepung gandung tidak menjadi pilihan utama bagi seseorang yang alergi terhadap gluten. oleh karena itu, sorgum bisa menjadi salah satu bahan baku alternatif.
Berbeda dengan jagung, sorgum dikenal lebih populer digunakan sebagai pengganti gandum di Amerika dan Eropa. Bahkan sekitar 10- 15% orang Amerika tidak bisa mengkonsumsi gandum karena tepung gandum mengandung gluten, protein yang beracun bagi orang-orang tertentu. Termasuk orang-orang dengan alergi gandum, yakni 2,2 juta orang dengan penyakit celiac, penyakit yang kurang dikenal, semacam autoimun. Orang yang mengidap penyakit Celiacs harus menghindari gluten karena dapat menyebabkan kerusakan lapisan usus halus, penghambatan penyerapan nutrisi makanan. Dalam jangka panjang kondisi ini dapat menyebabkan diare, anemia, osteoporosis, infertilitas, limfoma, dan komplikasi lainnya. Satu-satunya pengobatan adalah diet bebas gluten seumur hidup. Jika tidak diobati, maka bisa fatal.
Banyak orang menghindari gandum karena intoleransi makanan, di mana gejala yang timbul memang tidak mengancam jiwa namun cukup mengganggu, seperti sakit kepala, ruam kulit, hidung tersumbat, sinusitis, sakit perut, dan mudah lelah. Beberapa Asosiasi Nasional seperti Gluten Intoleransi Group, Celiac Disease Foundation, dan Celiac Sparue Asosiasi merekomendasikan sorgum untuk diet bebas gluten. Beberapa produsen menggunakan sorgum dalam produk bebas gluten mereka. Kini mulai banyak bahan berbasis sorgum yang tersedia di makanan alami pasar, di internet, dan beberapa supermarket tradisional. Hal ini memungkinkan konsumen yang terbiasa memilih makanan bebas gluten untuk menggunakan sorgum dalam formulasi resep diet mereka. Bumi kita kaya akan sumber daya alam, dan Allah SWT mencukupkan kita dengan apa yang ada di dalamnya 🙂
kalau di film film amrik, kayak gini banyak banget ya..ternyata bisa di jadikan roti,kirain jagung kak dulu
LikeLike
bila dilihat dari morfologinya memang mirip sekali dengan jagung. cuma bedanya jagung bertongkol sedangkan sorgum tidak 🙂
LikeLike
Belum familiar ya d indonesia.. kalau ketahananya terhadap cuaca kering lbh bagus berarti ini cocok d indo juga ya.. rasanya apa sama kaya gandum?
LikeLike
rasanya sedikit berbeda, namun dengan pengolahan yang baik akan seolah-olah sama. Di Indonesia sudah menanam namun dalam jumlah yang belum banyak.
LikeLike
Aku samar-samar kayaknya pernah makan ini, dikasih parutan kelapa, entah yang saya makan itu sorgum atau bukan, bentuknya sama, merah gitu dan lengket kalau matang
LikeLike
mungkin saja mas alid pernah memakannya namun tak tahu itu apa.
LikeLike
Artikelnya bagus, Mas Adi. Saya sendiri belum pernah membaca dan mempelajari ttg sorgum. Ternyata sorgum bisa digunakan untuk substitusi gandum ya. Bebas gluten pula.
LikeLiked by 1 person
Terima kasih mba Rindang, semoga bermanfaat. Benar sekali free gluten adalah salah satu keunggulannya.
LikeLike
Saya kira sorgum sama dengan gandum. Ternyata lebih sehat dari gandum ya, Mas Adi.
Saya penasaran dengan rasanya, mirip tepung gak, ya?
LikeLike
iya mba kalau bagi yang alergi glutten memang lebih sehat sorghum. Coba mba di cek di pasar tradisional terdekat siapa tahu sudah sampai tepungnya ke daerah mba.
LikeLike
Sorgum rasanya bagaimana, mas Adi..?
Iya niih..lagi happening banget di kalangan Ibu-Ibu muda.
Katanyaa lebih enak dan sudah pasti lebih sehat.
Jadi pingin…makan yang uda jadi.
Haahha…ga bisa ngolahnya juga kalo dapet.
LikeLike
rasanya hampir sama dengan tepung karbohidrat lain walaupun ada sedikit perbedaan teksturnya. Produk jadinya memang masih sangat jarang.
LikeLike
Bisa jadi usaha yaa, mas Adi.
Terutama untuk anak-anak yang gak boleh makan gluten.
LikeLike
Sering banget maem hasil sorgum di sini. Banyak rumah kue yang menggunakan ini untuk bahan kue. Kabarnya bisa membantu diet dan sistem percernaan tapi apa iya bisa? Bahan pendukung kuenya tinggi semua kandungan gulanya hehehe
LikeLike
Wah ka dodon emang jagonya makan. Semuanya pasti sudah pernah disantap..
LikeLike
Baru tau tentang sorgum lewat artikel ini. Kayaknya dl sering makan aja hehehe
LikeLike
Selama ini taunya padi ama gandum aja, eh ada sorgum juga rupanya.
LikeLike
Masih belum familiar dengan sorgum. Kenapa Indonesia ga bisa ditanami sorgum, mas? Bukannya Indonesia negara tropis, ya? Kalo ngga kan lumayan, jadi yang diabetes juga bisa diet karbo dengan mamam sorgum. Jadi pengen nyari hasil olahan sorgum di Banda Aceh.
LikeLike
baru tau ternyata untuk diet gluten bisa konsumsi sorgum ini ya mas, tapi kalo di Indonesia kayaknya masih susah carinya
LikeLike
Sorgum baru tau saya sepintas hampir mirip kaya padi ya sorgum ini jadi pingin cobain makanan dengan olahan berbahan dasarkan sorgum n ih
LikeLike
Setau saya, di NTT (cmiiw, ya) ada seorang ibu yg menyosialisasikan sorgum. Berhubung beras kurang tumbuh, kira2.
Wah, menarik, nih. Kalau kandungannya flavonoid kan kira2 dia seperti cokelat yg punya khasiat meningkatkan daya tahan tubuh. Secara beras yg kita tau ya kaya vit. B.
Cuma mungkin seperti penderita autis perlu hati2 ya (mungkin ga boleh).
LikeLike
Waaa lohat sorgum jadi rindu rumah di kampung. Dulu di tempat kami belum dikenal sorgum sampai suatu hari bapak mendapat bibitnya. Dijual untuk pembuat ketan sorgum. Lama-lama bibitnya berkembang dan banyak tetangga yang minta. Sekarang jadi failiar deh.
Ketan sorgum enak. Dibikin bubur juga… aisss.. jadi ngilerr
LikeLike
Kukira sorgum itu dulu buat bahan oat gtu, eh apa bisa ya dipakai utk oat?
KAlau gak salah org2 jaman dulu sering tu bilang “makan sorgum” apa dulu jg dipakai utk makan saat beras mahal pada saat jaman penjajahannya ya? Saya lupa2 ingat
TFS infonya 🙂
LikeLike
Mad adi, jika kontak wa saya masih ada di mas adi bisa tolong dikirim pesan ya. Nomer mas adi dan teman2 lain hilang. Terimakasih
LikeLike
Oke teh “done”
LikeLike
Apakah Indonesia bisa membudidayakan Sorgum? mengingat kita juga daerah Tropis….
LikeLike