Kita telah mempelajari asam dan basa dari kehidupan sehari hari, seperti jeruk yang asam, asam asetat yang kita kenal dengan asam cuka, HCL/asam lambung yang diproduksi alat pencernaan dan asam karbonant yang sering ditambahan pada beberpa minuman berkarbonasi sehingga lebih segar. Kita juga mungkin pernah mencium bau menyengat dari amonia, dan rasa pahit ketika secara tak sengaja tercicip sabun mandi.
Asam basa sebenarnya sudah ditemukan oleh ahli kimia selama berabad-abad yang lalu dalam sifat-sifat larutan. Dalam prakteknya apabila kita menemukan sebuah larutan yang rasanya asam, memerahkan lakmus biru beraksi dengan logam aktif membentuk hidrogen dan menetralkan basa itulah yang dikatan asam. Dengan pola yang sama suatu basa dapat didefinisikan sebagai suatu zat atau larutan yang airnya terasa pahit, membirukan lakmus merah terasa licin seperti sabun dan menetralkan asam.
Asam dan Basa Ahenius
Pada tahun 1887 Svante Arhenius memposulatkan bahwa bila molekul elektron dilarutkan dalam air akan terbentuk ion-ion negatif dan positif. Menjelang akhir abad ke XIX definisi asam basa dinyatakan dalam teori pengionan Arrhenius. Asam Arhenius adalah zat yang melarutkan ke dalam air untuk memberikan ion-ion H+ dan Basa Arhenius adalah zat yang melarut ke dalam air untuk memberikan ion-ion OH-.
Contoh :
Asam Basa
HCl NaOH
HNO3 KOH
CCH3COOH NH3
Tiga yang pertama dalam tiap kelompok berifat sangat atau seluruhnya terionkan dalam larutan air dan dikelompokan sebagai asam kuat dan basa kuat. Di pihak lain asam asetat dan amonia hanya sedikit terionkan dalam larutan air dan karenanya dikelompokan masing-masing sebagai asam lemah dan basa lemah.