Dunia dan segala isinya menghadirkan berbagai kebahagiaan bagi makhluk penghuninya, hingga sebagian lupa akan tujuan akhir hidupnya . Sejatinya kita hanya mampir di dunia, segala potensi yang terkandung di dalamnya baik di bumi maupun di langit diserah terimakan sepenuhnya kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi. Ya, kita diberikan modal yang cukup besar di dunia ini untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan kita di akhirat kelak. Lalu apakah letak kebahagiaan sesungguhnya, di dunia? Di akhirat? Atau keduanya?
Pertanyaan lain, apakah makna kebahagian sesugguhnya? Apakah kebahagiaan adalah sesuatu yang nyata atau hanya persepsi manusia saja? Jika uang adalah ukuran kebahagiaan, silahkan tanyakan kepada orang yang memiliki uang berlimpah apakah dia sudah bahagia? Dan tanyakan pula kepada orang-orang yang memiliki gaji pas-pasan apakah hidupnya sudah bahagia?
Jika pangkat dan jabatan yang menjadi ukuran dan kebahagiaan, silahkan datang ke sebuah perusahaan besar tanyakan direktur uatamanya apakah sudah bahagia?kemudian sempatkan datangi OB (office boy) kantor tersebut dan tanyakan apakah hidupnya bahagia ?
Jika keturunan yang menjadi ukuran kebahagiaan, kita tanyakan bersama kepada anggota sebuah kerajaan, apakah itu seorang raja atau pangeran, apakah dia sudah bahagia ? kemudian datangi rumah rakyat jelata, lihatlah apakah ada kebahagian di matanya?
Jika pangkat dan jabatan adalah ukuran kebahagiaan, kita berkunjung ke istana kepresidenan dan bertemu dengan presiden republik Indonesia saat ini lalu sejenak tanyakan apakah beliau bahagia? Setelah itu sempatkanlah mampir ke rumah Pak RT, dan tanyakanlah apakah pak RT kita bahagia?
Jika kebahagiaan milik salah satu sisi yang saya sebutkan di atas (kaya, berpangkat, keturunan raja) tentunya di planet bumi ini hanya sekian persen saja yang bahagia sisanya sengsara! Kebahagiaan adalah milik setiap orang, tak peduli pangkat/jabatan, keturunan atau harta yang dimiliki. Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki, sesungguhnya kita telah memiliki setengah kebahagiaan dan tambahannya. Bukankah apabila kita bersyukur maka nikmat yang akan kita peroleh akan ditambah, ditambah dengan kebahagiaan-kebahagiaan lainnya dan apabila kita tidak bersyukur maka bukan hanya tidak bahagia, kita akan mendapatkan kesengsaraan-kesengsaraan lainnya.
Apakah anda sudah bahagia ?
Apakah istri dan anak anda sudah bahagia ?
Apakah keluarga anda sudah bahagia ?