Tag Archives: Pertanian

Mari Mengenal Sorgum

Slide2Sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman asli benua Afrika. Tercatat dalam sejarah budidaya tanaman ini dilakukan oleh penduduk negeri Mesir sejak 3000 SM. Sorgum dapat ditanam di daerah tropis, sub-tropis, bahkan daerah gersang di seluruh belahan dunia. Penyebaran sorgum ke Amerika dilakukan melalui rute perdagangan pada tahun 1700an. Sorgum dapat disebut dengan nama  yang berbada di tempat yang berbeda di seluruh belahan dunia. Sebagai contoh di Afrika Barat tanaman ini disebut great millet, kafir corn, atau guinea corn (secara tidak langsung berhubungan dengan jagung atau millet sebagai sumber makanan pokok). Di Asia seperti di India tanaman ini disebut jowar, kaolian di Cina, dan milo di Spanyol.

Sorgum memiliki tinggi sekitar 60 cm sampai dengan 460 cm. Tangkainya panjang, memiliki daun yang lebar yang tumbuh langsung dari tangkai. Bijinya kecil dan bulat. Sebuah benih sorgum  memiliki ukuran sekitar 25 cm hingga 36 cm dan akan mudah terlihat di bagian atas tangkai tanaman sorgum yang matang. Sorghum merupakan anggota rerumput (graminae) dan diklasifikasikan dalam berikut 4 kelompok besar yaitu: grain sorghum, sweat sorghum, broom sorghum, dan grass sorghum.

Berdasarkan penggunaannya Grain sorgum sering digunakan sebagai bahan makanan pokok di daerah tropis dan dapat pula digunakan sebagai bahan baku industri minuman beralkohol, permen, dan industri berbahan dasar glukosa. Broom sorgum digunakan sebagai bahan untuk membuat sapu, sementara sweat sorgum digunakan sebagai bahan untuk pemanis pada sirup. Grass sorgum ditanam untuk pakan hijau bagi ternak dan tanaman penghijauan yang ditanam di pinggir-pinggir jalan. Saat ini Amerika Serikat merupakan negara produsen sorgum terbesar di dunia, diikuti oleh India, Nigeria, dan Meksiko.

Saat ini sorgum merupakan tanaman pertanian penting setelah jagung, kedelai, dan gandum di Amerika Serikat. Tanaman ini memiliki sifat ketahanan lebih tinggi terhadap kekeringan dan suhu tinggi bila dibandingkan dengan kedelai, gandum, jagung atau tanaman lainnya. Di tahun 1950, sorgum hibrida (sorgum hasil perkawinan silang) telah dikembangkan untuk memperoleh produksi hasil yang lebih tinggi. Hal itu menyebabkan sorgum begitu populer karena mampu meningkatkan jumlah produksi secara drastis. Pada awal masa perkembangan buah sorgum memiliki warna ungu atau merah dan mantel biji merah. Sebagai tanaman pangan warna dan rasa sorgum memang kurang dikenal luas oleh masyarakat. Untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki tanaman sorgum, pemulia tanaman melakukan berbagai usaha dan mengerucut pada pengembangan sorghum putih yang memiliki kulit biji putih.

Sorgum Putih

Ada beberapa keunggulan sorgum putih bila dibandingkan dengan sorgum lainnya. Pertama, sorgum putih memiliki ketahanan terhadap lingkungan yang keras seperti kekeringan dan suhu tinggi bila didibandingkan dengan tanaman lainnya. Tanaman ini bahkan ditanam dengan penggunaan bahan kimia atau pestisida pada tingkat yang rendah dan dalam jumlah yang sangat terbatas. Sangat ramah lingkungan. Tanaman ini juga mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang dikenal dengan sebutan “Nature-cared crops”, karena hanya membutuhkan perawatan ringan,  seperti irigasi dan pembasmian serangga.

Kedua, pada penggunaanya, tepung sorgum putih ini dapat ditambahkan ke berbagai jenis makanan karena rasa dan aroma sorgum putih lebih baik bila dibandingkan dengan sorgum lainnya. Secara alami tepung sorgum berwarna putih seperti tepung gandum. Penambahan bahan-bahan lain dalam adonan tidak mengubah aroma dan rasa dari bahan-bahan yang ditambahkan tersebut.

Ketiga, sorgum putih memiliki kandungan tanin yang rendah. Ini berarti bahwa polifenol (asam fenolik dan flavonoid) yang terdapat dalam sorgum masih dalam batas wajar. Rendahnya kandungan tanin tersebut ditandai dengan adanya lapisan berpigmen yang mengandung setidaknya 98% bagian sorgum putih, dan kandungan tanin yang tidak lebih dari 3%. Bila kita memperhatikan warna kulit biji, sorgum dengan kandungan tanin yang rendah kemungkinan berwarna putih, kuning, merah muda, oranye, merah atau abu-abu. Sorgum yang tinggi kandungan tanninnya berarti mengandung lapisan berpigmen dengan 10% non-tanin sorgum. Bila kita perhatikan biasanya sorghum dengan kandungan tanin yang tinggi memiliki warna kulit cokelat, kuning, merah muda, oranye, merah atau abu-abu.

Slide1
Analisis kandungan sorgum putih

Sorgum, sumer pangn bebas gluten

Roti, kue, dan pizza merupakan makanan berbahan dasar gandum yang telah sampai di meja makan kita sudah sejak lama. Dan itu telah menimbulkan ketergantungan bagi negara-negara yang tidak dapat memproduksinya sendiri, seperti Indonesia. Kini kampanye menyantap makanan bebas gluten mulai dilakukan oleh pemerhati kesehatan. Kandungan gluten dalam tepung gandung tidak menjadi pilihan utama bagi seseorang yang alergi terhadap gluten. oleh karena itu, sorgum bisa menjadi salah satu bahan baku alternatif.

Berbeda dengan jagung, sorgum dikenal lebih populer digunakan sebagai pengganti gandum di Amerika dan Eropa. Bahkan sekitar 10- 15% orang Amerika tidak bisa mengkonsumsi gandum karena tepung gandum mengandung gluten, protein yang beracun bagi orang-orang tertentu. Termasuk orang-orang dengan alergi gandum, yakni 2,2 juta orang dengan penyakit celiac, penyakit yang kurang dikenal, semacam autoimun. Orang yang mengidap penyakit Celiacs harus menghindari gluten karena dapat menyebabkan kerusakan lapisan usus halus, penghambatan penyerapan nutrisi makanan. Dalam jangka panjang kondisi ini dapat menyebabkan diare, anemia, osteoporosis, infertilitas, limfoma, dan komplikasi lainnya. Satu-satunya pengobatan adalah diet bebas gluten seumur hidup. Jika tidak diobati, maka bisa fatal.

Banyak orang menghindari gandum karena intoleransi makanan, di mana gejala yang timbul memang tidak mengancam jiwa namun cukup mengganggu, seperti sakit kepala, ruam kulit, hidung tersumbat, sinusitis, sakit perut, dan mudah lelah. Beberapa Asosiasi Nasional seperti Gluten Intoleransi Group, Celiac Disease Foundation, dan Celiac Sparue Asosiasi merekomendasikan sorgum untuk diet bebas gluten. Beberapa produsen menggunakan sorgum dalam produk bebas gluten mereka. Kini mulai banyak bahan berbasis sorgum yang tersedia di makanan alami pasar, di internet, dan beberapa supermarket tradisional. Hal ini memungkinkan konsumen yang terbiasa memilih makanan bebas gluten untuk menggunakan sorgum dalam formulasi resep diet mereka. Bumi kita kaya akan sumber daya alam, dan Allah SWT mencukupkan kita dengan apa yang ada di dalamnya 🙂

 

 

Eksplorasi Tumbuhan (Bagian 1)

Eksplorasi

Kata eksplorasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memeiliki arti penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan; dan penjajakan. Orang yang melakukan eksplorasi tentunya ia akan turun ke lapangan untuk mencari sumber daya alam, maka tidak dikatan eksplorasi jika seseorang hanya duduk di meja. Orang-orang yang turun ke lapangan pun belum tentu dikatakan melakukan sebuah eksplorasi bila tujuan ke lapangan tersebut bukan untuk memperoleh pengetahuan baru. Saya berikan contoh, orang yang melakukan pendakian ke gunung hampir bisa kita temui setiap harinya, mereka turun ke lapangan namun hanya untuk tujuan reksreasi, menikmati keindahan alam. Mereka tidak mencari dan melakukan pencatatan tentang apa yang mereka temui di sana dengan metode ilmiah dan mengabarkannya terhadap khalayak ramai.

kopasa_action1
Kegiatan eksplorasi berbeda dengan wisata atau pencinta alam, sumber : dokumentasi pribadi

Kata eksplorasi juga sering digunakan oleh para penambang minyak bumi, dimana ekspolorasi dilakukan untuk mencari sumur-sumur minyak terbaru. Biasanya eksplorasi adalah kegiatan awal aktivitas penambangan. Melalui tulisan ini saya akan membahas bagaimana kegiatan eksplorasi dilakukan untuk mengetahui keragaman sumberdaya tumbuhan khususnya jenis flora/tumbuhan.  Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tumbuhan merupakan salah satu kelompok besar penghuni bumi. Tumbuhan tingkat tinggi dengan mudah dapat kita bedakan dengan hewan karena pada umumnya tumbuhan tidak dapat berpindah tempat, sedangkan hewan bersifat mudah sekali berpindah. Manusia tidak bisa lepas dari tumbuhan. Sandang, pangan, dan papan yang merupakan kebutuhan pokok manusia diperoleh dari  tumbuhan.

Tujuan eksplorasi tumbuhan setidaknya ada dua hal yakni, pertama spesimen tumbuhan yang berkualitas. Spesimen tumbuhan yang belum diketahui jenis dan nama taksonominya merupakan sesuatu hal yang sangat berharga. Pengawetan dilakukan untuk mengkoleksi bagian tanaman tersebut untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Kedua, data/informasi tumbuhan yang dominan di suatu wilayah tertentu sehingga akan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

presentation1
Kegiatan eksplorasi tumbuhan telah dilakukan oleh manusia selama ratusan tahun. Sumber : fsconline

Metode Eksplorasi  

Untuk melakukan kegiatan ekplorasi yang baik diperlukan metode yang tepat sehingga tujuan eksplorasi di atas dapat tercapai. Metode yang paling sederhana adalah metode penjelajahan, dimana setiap sudut lokasi dijelajahi untuk memperoleh informasi yang diharapkan. Persiapan yang bisa dilakukan adalah : 1) penentuan lokasi. Bisa diperoleh dari informasi masyarakat, lembaga pemerintahan, atau tinjauan pustaka dari literatur/jurnal ilmiah. Informasi ini dapat digunakan untuk menghindari duplikasi lokasi eksplorasi. Kita harus menghindari kegiatan eksplorasi di tempat yang telah dilakukan oleh orang lain. 2) Melengkapi perizinan masuk ke sebuah kawasan. Hal ini dilakukan dengan catatan apabila kita melakukan eksplorasi ke kawasan konservasi. Perizinan masuk ke kawasan konservasi bisa dilakukan ke PHKA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.  Diperlukan pula Surat Izin Angkut Spesimen yang diperoleh dari Kementerian Kehutanan dan lingkungan hidup, dan yang tak kalah penting adalah Surat Izin Pengambilan Spesimen yang dapat kita peroleh dari Balai KSDA atau Taman Nasional setempat. 3). Bahan peralatan yang harus dibawa seperti  perlengkapan lapang, perlengkapan tidur, bahan logistik selama di lapangan,  dan yang tak kalah penting obat-obatan.

Komposisi tim yang akan melakukan ekplorasi berbeda-beda, namun menurut pengalaman dalam satu tim biasanya terdapat minimal 3 orang yang terdiri dari peneliti, asisten peneliti, dan warga lokal. Warga lokal memiliki peranan yang sangat signifikan karena memiliki pengetahuan yang cukup tentang kondisi lapangan. Lamanya eksplorasi bergantung pada luasnya lokasi kegiatan, namun bisanya dilakukan selama 1 bulan. Jika ekplorasi dilakukan di nera yang berbeda maka waktu yang digunakan pun akan lebih lama. Apabila ekplorasi dilakukan di luar kawasan negara, maka kita akan berhadapan dengan Dinas Karantina yang terdapat di setiap bandar udara.

two-guys
Eksplorasi dilakukan minimal oleh dua orang yang didampingi oleh penduduk lokal sumber  : wbfruit

Koleksi Tumuhan

Setiap bagian tumbuhan dapat kita koleksi, karena biasanya bagian tumbuhan akan secara langsung menjadi ciri morfologi yang dapat kita gunakan dalam kegiatan identifikasi nantinya.  Apabila memungkinkan semua bagian tumbuahan kita koleksi namun setidaknya bagian ranting berdaun dan berbunga. Untuk suku tumbuhan tertentu buah tidak terlalu penting, namun untuk suku Curcubitaceae biji merupakan bagian yang sangat penting.

presentation1
Salah satu contoh tanaman Curcubitaceae, Sumber : Austin et al 2008

Biasanya pengumpulan koleksi steril digunakan untuk analisis vegetasi, mengetahui potensi ekonomi dan keanekaragaman jenis populasi tanaman. Walaupun jumlah koleksi yang dikumpulkan sedikit tidak menjadi permasalahan karena yang paling penting adalah kelengkapan spesimen yang kita ambil, semakin lengkap akan semakin memudahkan kita untuk mengidentifikasi sampelnya. Tidak disarankan untuk mencampurkan antar spesimen yang berasal dari tumbuhan yang berbeda, lokasi berbeda, dan waktu pengumpulan yang berbeda. Ada perbedaan cara mengoleksi tanaman tingkat tinggi dengan tanaman tingkat rendah, seperti diterangkan pada tabel di bawah ini :

Tumbuhan

Bagian yang dikoleksi

Tumbuhan tingkat tinggi

Gymnospermae Daun, strobilus jantan dan betina.
Angiospermae Daun, bunga, dan buah
Arecaseae (Palma) Palem tegak : daun lengkap dengan pelepah perbungaan, bunga, buah kelopak.

Palem merambat : ujung batang dengan daun serta pelepahnya, flagela, perbungaan, buah.

Araceae Bunga, daunlengkap, tangkai perbungaan dan tudungnya, bunga.
Balsaminaceae Bunga sangat tipis, sehingga perlu koleksi basah (perlakuan khusus)
Bambu Pelepah buluh pada rebung/menempel pada batang.
Zingiberaceae Rimpang dan bunga
Tumbuhan berdaging Kaktus : diambil daging buahnya baru kemudian dikeringkan.
Tumbuhan berumah dua (Euphorbiaceae, Pandanaceae, Curcubitaceae) tumbuhan jantan dan betina.

Tumbuhan tingkat rendah

Paku Herba : semua bagian

Pohon : perwakilan bagian pangkal, tengah dan ujung

Lumut Generasi gametofit dan sporofit
Lumut kerak (asosiasi lumut dan ganggang) Vegetatif dan badan buahnya
Jamur (hanya untuk jamur tingkat tinggi) Badan buah lengkap: tudung buah, bilah dan tangkai.

 

Bahaya pestisida, amankah makanan kita?

Pestisida merupakan bahan kimia atau bahan lain  yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama yang menyerang tanaman. Biasanya yang dikategorikan sebagai hama sangatlah beragam, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Selain itu dikenal pula penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (cacing dengan ukurang mikroskopis).

183742584-56a5cffc3df78cf77289faa9
Sumber : verywell

Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya sangat banyak, namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, posfor, klorin dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah besi, tembaga, mercuri, zink dan arsenik.

Pestisida dapat menyebabkan efek akut dan jangka panjang bagi petani yang bekerja dengan pestisida. Paparan pestisida dapat menyebabkan efek yang bervariasi, mulai dari iritasi pada kulit dan mata hingga efek yang lebih mematikan yang mempengaruhi kerja syaraf, mengganggu sistem hormon reproduksi, dan menyebabkan kanker. Sebuah studi pada tahun 2014 yang dimuat pada “International Journal of Environmental Research and Public Health,”  Non-Hodgkin-limfoma (NHL)/ kelompok penyakit kanker sel darah  menunjukan hubungan positif dengan paparan pestisida.  Bahan-bahan pestisida yang berkaitan dengan NHL diantaranya :

  • Phenoxy herbicides, seperti 2,4-D
  • Carbamate seperti  Carbaryl, or Sevin
  • Organophosphorus seperti  malathion
  • The organochlorine  seperti  Lindane
  • Glyphosate, yang dikenal sebagai roundup pada pembasmian gulma.

Berita yang cukup mengejutkan datang dari WHO dan UNEP memperkirakan bahwa setiap tahunnya sekitar 3 juta pekerja pertanian mengalami keracunan pestisida, dan 18000 diantaranya meninggal. Dan kemungkinan 25 juta orang mengalami gejala keracunan pestisida ringan setiap tahunnya. Bunuh diri dengan meracuni diri sendiri dengan pestisida merupakan cara bunuh diri paling populer ketiga di dunia. Wanita pada usia kehamilan 8 minggu yang hidup dekat dengan ladang yang disemprot pestisida organoklorin jenis dikofol dan endosulfan memiliki kemungkinan mendapatkan anak yang lahir dalam kondisi autis.

aneka
Sayuran dan buah yang terkena paparan pestisida harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi

Bahaya pestisida pada makanan juga tidak bisa kita anggap remeh, karena dapat berdampak mengganggu kesehatan dan sumber penyakit tertentu. Dalam jumlah sedikit biasanya tubuh mampu menetralisir, namun apabila mengendap dan terakumulasi di dalam tubuh dalam waktu yang cukup lama maka akan mengganggu kesehatan seperti timbulnya penyakit kanker, gangguan syaraf, dan gangguan reproduksi.

Pestisida sebenarnya adalah racun untuk hama atau penyakit yang mengganggu tanaman selama proses pertumbuhan tanaman hingga tanaman tersebut dipanen. Membersihkan buah dan sayuran memang tidak semudah mencuci mobil ataupun motor. Buah buahan memiliki kulit yang berpori sehingga bisa jadi menurut pandangan kasat mata sudah bersih, ternyata masih ada sisa pesisida yang terdeposit pada rongga yang dan pori. Kita juga tidak bisa sembarangan menggunakan sabun karena sayuran dan buah merupakan bahan makanan yang akan kita konsumsi.

  Berikut ini adalah menghilangan sisa paparan pestisida yang mungkin menempel pada sayuran dan buah-buahan yang kita konsumsi, cara yang dapat dilakukan adalah :

  1. Buah buahan dan sayuran sebaiknya dicuci dalam keadaan utuh tanpa harus dipotong-potong. Hal ini dilakukan agar kita tidak kehilangan nutrisi penting yang mungkin dapat hilang selama proses pencucian.
  2. Menggunakan air bersih yang mengalir untuk membersihkan dari zat kimia yang menempel pada batang atau daunnya akan lebih efektif bila dibandingkan dengan merendamnya. Perendaman dapat kita lakukan sesaat setelah pencucian dengan air yang mengalir. Walaupun dengan mencuci ini kita tidak dapat menghilangkan residu pestisida hingga 100%, namun setidaknya pestisida yang menempel di permukaan akan larut. yang perlu diperhatikan adalah apabila bahan makanan kita terpapar insektisida dari jenis sistemik maka dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk dihilangkan.
  3. Selain mencuci dengan air mengalir kita juga dianjurkan untuk merendam sayuran dan buah buahan dengan air bersih selama kurang lebih 10 menit atau lebih. Perendaman hanya efektif untuk menghilangkan pestisida organik. Untuk membersihkan pestisida yang sukar larut dalam air bisa menggunakan larutan pencuci buah dan sayuran. Saya kira sudah banyak diproduksi dan dijual di pusat-pusat perbelanjaan. Larutan cuka 10% pun bisa digunakan untuk merendam sayuran dan buah untuk menghilangkan pestisida yang dilakukan kurang lebih selama 20 menit.
  4. Menggunakan larutas basa, atau alkali. Insektisida yang mengandung posfor cepat larut dala kondisi basa. Sayuran bisa kita rendam sekitar 10 menit, untuk buah-buahan bisa lebih. Adakalanya digunakan perasan air lemon yang ditambahkan dengan natrium bikarbonat atau natrium bikarbonat (soda kue) serta air.
  5. Mengupas kulit pada buah-buahan bisa dapat menyingkirkan pestisida yang cukup banyak yang menempel pada kulit buah dan sayuran. Ini akan efektif apabila kulit buah atau sayuran tersebut memiliki kulit yang cukup tebal sehingga kita bisa mengupasnya. Namun apabila buah dan sayuran tersebut memiliki kulit yang cukup tipis dan kandungan vitamin tertenu mungkin saja terdapat pada kulit maka  cara pengupasan ini akan kurang efektif.
  6. Memanaskan sayuran  dan buah dengan air panas sangat cocok untuk sayuran yang diberikan pestisida dari jenis asam amino. Prakteknya kita bisa mencelupkannya selama 1-2 menit kemudian dibilas dengan menggunakan air bersih. Proses pencelupan harus dilakukan sesingkat mungkin karena khawatir terlalu lama mencelupkan akan melarutkan zat yang bermanfaat pada sayuran atau buah.
  7. Penggunaan alat penghilang pestisida bisa menjadi alternatif, namun harganya masih cukup mahal. Proses ozonisasi pada alat tersebut mampu memecah pestisida dan hanya bekerja pada kulit permukaannya saja tanpa mempengaruhi kandungan vitamin dan mineral pada buah dan sayuran yang akan kita konsumsi. Alat yang telah dikembangkan dalam skala laboratorium dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
presentation2
Ozone mircobubbles yang dikembangkan oleh Masahiko Tamaki dan Hiromi Ikeura yang digunakan pada sampel buah tomat, selada, dan strawberi.

Sayuran yang ditanam secara organik sebenarnya memiliki tingkat keamanan yang lebih baik. Sayuran dan buah yang ditanam secara organik tidak menggunakan pestisida ataupun insektisida, namun harga sayuran dan buah- buahan organik jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan sayuran yang ditanam oleh petani melalui cara konvensional. Pada buah dan sayur yang ditanam secara organik biasanya menggunakan biopestisida, yakni pestisida yang dibuat dari bahan alam sehingga mudah tercuci oleh pencucian baik air hujan maupun pencuian produk pascapanen. Untuk menjamin keamanan bahan makanan kita dari pestisida, pada akhirnya Good Agriculture Practice memang sudah saatnya diterapkan secara massal  di Indonesia.

Akiba S. Insecticide: Fungicide and Fumigant Use in the Agricultural Health Study., ed. PLoS ONE. 2014;9(10)

Dich J, Zahm SH, Hanberg A, Adami HO. Pesticides and cancer. Cancer Causes Control. 1997; 8: 420-443.

Masahiko Tamaki and Hiromi Ikeura. Removal of Residual Pesticides in Vegetables Using Ozone Microbubbles. http://dx.doi.org/10.5772/48744

Bioteknologi Tanaman Genus Curcuma (1)

Tanaman genus Curcuma menjadi sangat penting bagi perkembangan dunia pengobatan secara global karena memiliki potensi penghambatan terhadap berbagai macam gejala penyakit seperti anti peradangan, hypoclorestaemik, kolera, anti biotik, anti diabetes, anti kanker, anti virus, dan anti rheumatik. Tanaman genus Curcuma telah digunakan sebagai bahan obat  untuk mengatasi penyakit Alzheimer’s serta penggunaan lain sebagai anti serangga, aroma terapi, dan industri parfum.

Beberapa spesies dari tanaman Curcuma juga telah digunakan sebagai bahan baku pada industri karbohidrat, dan bunga potong. Beberapa nilai ekonomi genus curcuma diterangkan pada tabel 1.

Slide7
Sumber : Parthasarathy et al. 2006

Bioteknologi sebagai salah satu ilmu terapan telah lama digunakan pada beberapa penelitian tanaman genus Curcuma sejak 3-4 dekade yang lalu. Curcuma longa L. atau dikenal dengan kunyit merupakan tanaman temu-temuan yang digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis masakan. Tanaman kunyit telah menjadi fokus beberapa peneliti khususnya dalam bidang bioteknologi. Ada beberapa kegiatan yang berhubungan dengan bioteknologi yang telah dilakukan dan mencakup dalam tiga kegiatan besar diantaranya : kultur jaringan, marka molekuler, dan transformasi genetik. Marka molekuler dan transformasi genetik akan disampaikan pada tulisan selanjutnya, Bioteknologi Tanaman Genus Curcuma (2)

Kultur Jaringan

Penelitian kultur jaringan telah banyak dilakukan hingga menghasilkan beberapa protokol untuk propagasi tanaman genus Curcuma secara in vitro, kultur suspensi sel sebagai penapisan varietas dengan sifat unggulan dan digunakan pula untuk konservasi tanaman.

Pengaruh eksplan dan media. Diantara berbagai macam eksplan yang telah dicoba, tunas rimpang merupakan material yang paling banyak digunakan pada propagasi tanaman  genus Curcuma. Media MS (Murashige and Skoog) secara luas telah dikembangkan dengan penambahan zat pengatur tumbuh tanaman benzil adenin (BA) atau benzil amino purin (BAP) untuk memberikan pengaruh terhadap proliferasi tunas pada propagasi klonal secara in vitro. Hasil penelitian menunjukan respon yang beragam terhadap pengaruh BAP, artinya setiap spesies memiliki respon yang berbeda-beda. Selain penggunaan sitokinin secara tunggal, kombinasi sitokinin dengan auksin seperti NAA, kinetin, IBA, 2,4D, TDZ dan IAA pada media solid maupun cair memberikan pengaruh terhadap berkurangnya jumlah kalus, multiplikasi tunas dari tunas rimpang, dan pembungaan pada beberapa tanaman genus Curcuma. Hasil penelitian pada Curcuma zedoaria menunjukan terbentuknya kalus dari hypertropheid cortical sel parenkim pada eksplan akar. Penggunaan sukrosa telah digunakan sebagai sumber karbon terbaik bagi eksplan tanaman genus Curcuma.

This slideshow requires JavaScript.

Induksi Mutasi in Vitro. Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Meskipun secara biologi sebagian terbesar mutasi menyebabkan gangguan pada kebugaran (fitness) individu, bahkan kematian, mutasi sebenarnya adalah salah satu kunci bagi kemampuan beradaptasi suatu jenis (spesies) terhadap lingkungan baru atau yang berubah. Sisi positif ini dimanfaatkan oleh sejumlah bidang biologi terapan. Induksi mutasi tanaman kunyit telah dilakukan pada beberapa varietas “Suvarna” dan “Prabha” dengan menggunakan bahan kimia EMS (ethil methane sulfonat), dan secara fisik menggunakan iradiasi sinar gamma yang menghasilkan cytotypes dengan mengubah sejumlah kromosom.

Produksi Microrhizome secara In Vitro. Microrhizome memiliki keunggulan dibandingkan dengan rimpang pada umumnya, karena memiliki keuntungan dalam hal pengemasan dan transportasi, disamping konservasi plasma nutfah. Induksi microrhizome telah dilakukan dan memperoleh hasil yang menggembirakan. Dengan penggunaan media MS dan zat pengatur tumbuh BAP, NAA dan ancymidol dengan penambahan hingga 10% sukrosa telah bisa dihasilkan microrhizome pada minggu ke 8, dan cukup baik saat diaklimatisasi ke lapangan. Secara teknis induksi microrhizome dilakukan dengan menghambat kinerja BAP dan meningkatkan konsentrasi glukosa maka akan menghasilkan microrhizome yang lebih baik. Percobaan dilakukan pada media cair dengan penambahan BA dan mengurangi fotoperiodisitas yang diamati selama 30 hari.

This slideshow requires JavaScript.

Curcuma, Harta Karun Asia

Genus Curcuma merupkan anggota famili zingiberaceae yang telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Asia, khususnya Indonesia. Tanaman ini tersebar secara alami mulai dari Asia Selatan, Asia tnggara, Asia Timur hingga Australia. Di Indonesia, tanaman ini lebih dikenal dengan sebutan tanaman temu-temuan atau empon empon. Sebagai contoh tanaman genus Curcuma adalah kunyit, temu lawak, temu ireng, temu mangga, temu kunci dan lain-lain.  berasal dari bahasa Arab yaitu “Kurkum” yang berarti berwarna kuning. Penggunaan kata Curcuma untuk pertama kali digunakan oleh oleh Linnaeus dalam bukunya yang berjudul Species Plantarum. Anggota genus Curcuma dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional, rempah, tanaman hias, industri kosmetik dan farmasi.

Tanaman genus Curcuma memiliki habitus berbatang semu, bentuk daun lanceolate, dan memiliki rimpang yang berkembang di bawah permukaan tanah. Tanaman genus ini berbunga setelah 6 hingga 8 bulan setelah tanam, namun beberapa penelitian menunjukan bunga tanaman genus Curcuma  seringkali mengalami gagal berbiji karena disebabkan oleh sterilnya putik atau benang sari. Karena keindahan bunganya beberapa species tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai bunga potong.

Temu Hitam Pictures from jurnal